MAKALAH
PEMBAHASAN MAF’UL BIH
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Qawaid
Dosen : Saeful Hayat, M. Hum
Disusun Oleh :
EMA MARIAM
180910120037
JURUSAN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
_________________________________________________________________________________
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa
Arab dan telah memberikan kemudahan dalam mempelajarinya.
Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad SAW adalah Rasul Allah yang diutus dengan membawa ajaran dan pedoman
hidup yang baik untuk manusia di dunia dan akhirat.
Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan
mempelajari Al-Quran dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang
harus kita pegang teguh. Tentunya kita tidak mungkin memahami kedua sumber
tersebut kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya ilmu
Nahwu dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al-Quran
dan Sunnah.
Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang
salah satu objek kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Maf”ul Bih. Maf’ul Bih
merupakan salah satu kalimat yang terdapat dalam sebuah Jumlah Mufidah bahasa
Arab, yang berartikan sebagai Objek Penderita (yang dikenakan pekerjaan
oleh fa’il).
Semoga dengan dibuatnya makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat
bagi pembaca, khususnya bagi penulis, untuk memperoleh berbagai kemudahan dalam
mempelajari Al-Quran dan Sunnah. Amin.
Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan serta
keterbatasan dalam pembahasan makalah ini. Untuk itu saran serta koreksi sangat
penulis harapkan untuk memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.
Bandung, 29 Desember 2013
Ema
Mariam
_________________________________________________________________________________
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………... i
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A.
Latar Belakang
....................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah
.................................................................. 2
C.
Tujuan
.....................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………... 3
A.
Pengertian Maf’ul Bih ……………………………………… 3
B.
Pembagian Maf’ul Bih ……………………………………... 4
C. Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih.………………………... 4
D.
Pembagian Maf’ul Bih berdasarkan tanda Nashabnya.…. 4
E.
Contoh Maf’ul Bih dalam Salah Satu Ayat Al-Quran…… 7
BAB III PENUTUP
.....................................................................................
9
KESIMPULAN
............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
الأسماء المنصوبات ( Isim-isim
yang Manshub) semuanya berjumlah dua belas, yaitu :
1.
المفعول به (Maf’ul Bih)
2.
المفعول فيه (Maf’ul Fiih)
3.
المفعول لأجله (Maf’ul Liajlih)
4.
المفعول المطلق (Maf’ul Al-Muthlaq)
5.
المفعول معه (Maf’ul Ma’ah)
6.
الحال (Al-Hal)
7.
التمييز (At-Tamyiz)
8.
المستثنى (Al-Mustatsna)
9.
خبر كان أو احدى أخواتها (khobar kana dan saudara-saudaranya)
10.
اسم انّ أو احدى أخواتها (isim
inna dan saudara-saudaranya)
11.
المنادى (Al-Munada)
12.
التوابع (At-tawabi’)
Maf’ul
Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah
kan akhir hurufnya. المفعول به (Objek Penderita)
adalah isim yang akan dibahas dalam makalah ini. Dengan alasan terkadang kita
sulit menentukan المفعول به dalam suatu jumlah
mufidah atau dalam beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat-ayat Al-Quran.
Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu kita dalam memahami tentang المفعول به . Insyaallah.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa
yang dimaksud dengan المفعول به ?
b.
Bagaimanakah
pembagian المفعول به ?
c.
Bagaimana
pola-pola penempatan المفعول به ?
d.
Bagaimana
Pembagian المفعول به berdasarkan tanda nashabnya?
e.
Bagaimana
contoh maf’ul bih dalam dalam salah satu ayat Al-Quran?
C.
Tujuan
a.
Memahami
pengertian المفعول
به .
b.
Mengetahui
pembagian tentang المفعول به .
c.
Mengetahui
pola-pola penempatan المفعول به .
d.
Memahami
contoh-contoh المفعول به dalam salah satu ayat
Al-Quran.
_________________________________________________________________________________
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian المفعول به
اَلْمَفْعُوْلُ بِهِ هُوَ الْإِسْمُ الْمَنْصُوْبُ اَلَّذِيْ
وَقَعَ عَلَيْهِ فِعْلُ الْفَاعِلِ, وَ لَهُ حُكْمٌ إِعْرَابِيْ وَهُوَ "
اَلنَّصْبُ " أَيْ أَنَّهُ دَائِمًا مَنْصُوْبٌ .
اَلْمَفْعُوْلُ بِهِ إِسْمٌ مَنْصُوْبٌ يَدُلُّ عَلَى مَنْ
وَقَعَ عَلَيْهِ الْفِعْلُ الْفَاعِلُ وَ لَاتَتَغَيِّرُ مَعَهُ صُوْرَةُ
الْفِعْلِ .
Artinya :
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada
fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim
yang menunjukkan kepada objek /penderita.
Contoh lain :
1.
كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ ;
Anak itu telah menulis pelajaran
2.
ضَرَبَ الأُسْتَاذُ وَلَدًا ; Ustadz itu telah memukul
seorang anak
3.
شَرِبَتْ مَرِيَمُ اللَّبَنَ
; Maryam telah meminum air susu
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu
perbuatan. Jika fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika
fi’ilnya “menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Dalam contoh di atas :
1.
كَتَبَ =
fi’il, الْوَلَدُ =
fa’il, الدَّرْسَ =
maf’ul bih
2.
ضَرَبَ =
fi’il, الأُسْتَاذُ =
fa’il, وَلَدًا =
maf’ul bih
3.
شَرِبَتْ =
fi’il, مَرِيَمُ =
fa’il, اللَّبَنَ =
maf’ul bih
Setiap Maf’ul bih harus senantiasa Manshub.
B. Pembagian Maf’ul Bih
Maf’ul bih terbagi kepada dua bagian, yaitu :
1. ظاهر : yaitu Maf’ul bih yang
terdiri dari isim zhahir (bukan kata
ganti).
Contoh : ضربَ عليٌ كلباً : Ali memukul
anjing
يقرأُ محمَّدُ قرآناً : Muhammad
sedang membaca Quran
2. ضميرٌ :
yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
ضربني, وضربنا, وضربكَ, وضربكِ, وضربكمَا,
وضربكُمْ, وضربكنَّ, وضربَهُ, وضربهَا, وضربهمَا, وضربهُمْ, وضربهنَّ .
2.
Dhamir
Munfashil (terpisah)
Maf’ul
bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :
ايّايَ, وايَّانَا, وايَّاكَ, وايَّاكِ, وايَّاكمَا, وايَّاكُمْ,
وايَّاكُنَّ, وايَّاهُ, وايَّاها, وايَّاهما, وايَّاهُمْ, وايَّاهُنَّ .
C. Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih
مفعول به = قَرَأَ – مُحَمَّدُ - القُرْآنَ - فاعل
- فعل -1
سَألَ
– النَّبِيَّ - رَجُلٌ = فاعل - مفعول به - فعل
-2
(فعل -
فاعل) -
مفعول به = سأَلتُ – رسولَ اللّهِ -3
(فعل - فاعل -
مفعول به) = أَمَرْتُكَ -4
فاعل = أَمَرَنِى - رَسُوْلُاللّهِ - (مفعول به – فعل)
-5
مفعول به -
(فعل فاعل) = اِيّاكَ - نَعْبُدُ -6
D.
Pembagian المفعول به berdasarkan tanda
nasahabnya
1.
Tanda Nashob Fathah
a. Isim Mufrad
a. Isim Mufrad
يُذَاكِرُ مُحَمَّدُ اَلدَّرْسَ
( Muhammad sedang mengulangi pelajaran )
تَقْرَأُ الطَّالِبَاتُ الْجَرِيْدَةَ
( Para mahasiswi sedang membaca koran )
كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ
( Anak itu telah menulis pelajaran )
ضَرَبَ الْأُسْتَاذُ وَلَدًا
( Guru itu telah memukul anak )
شَرِبَتْ مَرْيَمُ اللَّبْنَ
( Maryam telah minum susu )
أَكَلَ مُحَمَّدٌ الْخُبْسَ
( Muhammad telah makan roti )
ضَرَبَ عَلِيٌّ كَلْبًا
( Ali telah memukul anjing )
يَقْرَأُ مُحَمَّدٌ قُرْآنًا
( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )
يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْبَابَ
( Ahmad sedang membuka pintu )
تَحْمِلُ فَاطِمَةُ الْقَلَمَ
( Fatimah sedang membawa polpen )
b. Jama’ Taksir
يُعَلِّمُ الْأُسْتَاذُ الطُّلَّابَ
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
يَحْمِلُ الْجُنُوْدُ اَلْأَسْلِحَةَ
( Para tentara sedang membawa senjata )
ضَرَبَ الْأُسْتَاذُ الْأَوْلَادَ
( Ustads telah memukul para anak )
تَحْمِلُ فَاطِمَةُ الْأَقْلَامَ
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْأَبْوَابَ
( Ahmad sedang membuka pintu )
2. Tanda Nashob Kasrah
a. Jama’ Muannats Salim
تَشْتَرِيْ الطَّالِبَاتُ الْمجَلَّاتِ
( Para mahasiswi sedang membeli majalah )
يَجْمَعُ الطُّلَّابُ الْكُرَّاسَاتِ
( Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku catatan )
يَغْسِلُ أَحْمَدُ السَّيَّارَاتِ
( Ahmad sedang mencuci banyak mobil )
3. Tanda Nashob Ya’
a. Mutsanna
يَحْمِلُ التِّلْمِيْذُ الْكِتَبَيْنِ
( Siswa sedang membawa dua buku)
تَقْرَأُ الْمُدَرِّسَةُ الْمَقَالَتَيْنِ
( Guru itu sedang membaca dua makalah )
يَقْبِضُ الْبُوْلِيْسُ الْمُجْرِمَيْنَ
(Polisi sedang menangkap dua penjahat )
يَنْتَظِيْرُ الطُّلَّابُ الْحَاضِرَيْنَ
( Para siswa itu sedang menunggu dua hadirin )
b. Jama’ Mudsakkar salim
يَقْبِضُ الْبُوْلِيْسُ الْمُجْرِمِيْنَ
(Polisi sedang menangkap para penjahat )
يَنْتَظِيْرُ الطُّلَّابُ الْحَاضِرِيْنَ
( Para siswa itu sedang menunggu para hadirin )
يُكَلِّمُ الْمُدِيْرُ الْمُوَظَّفِيْنَ
( Direktur itu sedang berbicara dengan para pegawai )
E.
Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)
بسم الله الرحمن الرحيم
1.
|
اَلْهكُمُ التَّكَاثُرُ
|
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu,
|
الْهَـ (melalaikan : fi’il (predikat))
كُمُ (kepadamu : maf’ul bih (objek)
التَكَاثُرُ (bermegah-megahan : fa’il (subjek)
Jenis maf’ul bih pada ayat ini dibuat
dari isim dhomir yaitu lafadz كُمْ (kamu)
|
2.
|
حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
|
Sampai
kamu masuk ke dalam kubur,
|
زُرْ (masuk “ fi’il : predikat)
تُمُ (kamu : fa’il : subjek)
الْمَقَابِرَ (kubur : maf’ul bih : objek)
|
3.
|
كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
|
Sekali-kali
tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan kamu itu),
|
تَعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
و(kamu (dhomir mustatir pada kalimat تَعْلَمُوْنَ)
: fa’il)
|
4.
|
ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
|
Kemudian
sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
|
تعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
و (kamu (dhomir mustatir pada kalimat تَعْلَمُوْنَ)
: fa’il)
|
5.
|
كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ
|
Sekali-kali
tidak! Kelak kamu mengetahui dengan pasti,
|
تَعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
تَ (dhomir mustatir :
fa’il)
عِلْمَ الْيَقِيْنِ (dengan pasti : maf’ul
bih)
|
6.
|
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ
|
Niscaya
kamu benar-benar akan melihat neraka jahim,
|
لتَرَوُنَّ (melihat: fi’il)
تَ (kamu (dhomir mustatir) : fa’il )
الْجَحِيْمَ (neraka jahim : maf’ul
bih.
|
7.
|
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ
|
Kemudian
kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
|
تَ (kamu (dhomir mustatir) : fa’il)
لترَوُنَّ (melihat: fi’il)
هَا (melihat-nya : maf’ul
bih (menunjukkan kepada الْجَحِيْمَ (neraka jahim)
عَيْنَ الْيَقِيْنِ (hal)
|
8.
|
ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
|
Kemudian
kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang
megah di dunia itu).
|
لَتُسْئَلُنَّ ( akan ditanya :
fi’il)
يَوْمَئِذٍ (pada hari itu :
maf’ul fih)
|
Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
|
|||
|
وَرَاَيْتَ النَاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ
دِيْنِ اللهِ اَفْوَاجًا
|
Dan Engkau melihat Manusia masuk islam dengan
berbondong bondong
|
رَاَيْ (melihat : fiil (predikat)
تَ (engkau : fail (subjek))
النَاسَ (manusia : maf’ul bih (objek))
maf’ul bih nya dzohir.
|
_________________________________________________________________________________
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada
fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim
yang menunjukkan kepada objek /penderita.
Contoh :
كَتَبَ
الْوَلَدُ الدَّرْسَ ; Anak itu telah menulis pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang
dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang
dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Lihat contoh كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ :
كَتَبَ = fi’il, الْوَلَدُ =
fa’il, الدَّرْسَ =
maf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1. Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2. Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)
Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya,
atau dalam kata lain dapat tukar posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il
dan fa’il atau setelah fi’il dan fa’il.
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria
Aceng, 2004, “ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40 JAM”. Garut : ibn azka.
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar,
Moch. 2009. Ilmu Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.
jazakillaahu khair....
BalasHapusmakalahnya bermanfaat ka ,.. thanks
BalasHapusBagus ,,,makalahnya
BalasHapusIya keren loh makalahx. Keep update yaa
BalasHapus